Minggu, 09 Oktober 2011

Kerajinan tembaga tradisional

Mengenal Sejarah kerajinan tembaga tradisional ( Pandhe Dandang )


Desa Tumang cepogo saat ini sudah sangat di kenal sebagai senta industri kerajinan tembaga dan kuningan ,yang produk-produk yang telah mendunia . dalam proses awal perkembangan nya produk kerajinan tembaga modern ( hammered copper) yang saat ini tidak terlepas dari pada awal mula sejarah desa tumang itu sendiri yang merupakan desa pengrajin tembaga untuk alat-alat masak. Jika kita pelajari kerajinan kenteng tembaga dari dulu hingga saat ini kira –kira sudah hamper 200 tahun berjalan ,yang awal nya para pengrajin tembaga di tumang hanya membuat alat untuk masak memasak seperti dandang tembaga,kwali tembaga,ceret (tempat memasak air minum),nyaton (alat untuk memeras santan kelapa ) ,Jun tembaga ( tempayan untuk menyari air ) ,pada zaman –zaman tersebut produk pengrajin tembaga tradisional juga mengalami masa –masa keemasan . antara taun 1880 sampai pertengahan 1980 an ,dalam perkembangan nya produk alat memasak dari tembaga tersebut sangat di minati dan d I terima dengan baik pasar waktu itu,kurang lebih seabad produk tembaga tradisional mampu menjadi kebutuhan masyarakat saat itu.
Pada tahun 1950an -1990an masyaratkan desa tumang seluruh nya hamper 95 persen merupakan tukang padhe dandang (pengrajinan tembaga alat masak )dan tidak hanya di desa tumang ,saja melainkan sampai tersebar di desa-desa sekitar nya seperti cabean kunthi,kembang kuning, mliwis ,gubug dan lain lain se wilayah kecamatan cepogo.di masa-masa jaya nya saat itu kerajinan tembaga tradisional mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar nya.pada saat itu profesi pengrajin tembaga menjadi primadona bagi kaum muda , karena tinggi nya hasil yang di dapat ,menurut cerita dalam sehari bekerja menghasil kan tempat mask dandang keuntungan nya dapat di makan selama seminggu .jadi sungguh suatu pekerjaan yang sangat tinggi hasil nya . ada cerita menarik ada pemuda di desa tumang yang jadi guru SR (SD zaman dulu ) karena pertimbangan kebutuhan ia rela untuk keluar dari profesi nya sebagai guru dan memilih menjadi buruh pande (pengrajin tembaga tradisional ) karena terkesan akan hasil yang tinggi.
Pada masa masa itu tingkat perekonomian di Indonesia sangat memprihatin kan , tapi para buruh pande mampu mandiri dan sanggup hidup dengan hasil yang cukup. Adapun pada masa itu para juragan dandang ( pengepul ) mampu memasarkan produk kerajinan tembaga tradisional kesuluruh plosok pulau jawa dan bahkan ke sebagian Sumatra, di saat itu belum ada alat komunikasi seperti saat sekarang ini seperi telpon ,hp,apalagi internet … kendaraan pun masih sangat jarang , jadi sungguh suatu perjuangan yang luar biasa . untuk memasarkan produk nya para pengrajina tembaga mereka memanggul barang dagangan nya dan berjalan kaki dengan jarak tempuh puluhan kilometer.sungguh suatu pelajaran yang sangat berharga bagi kita di generasi yang serba “mudah ini “. Satu Hal yang patut kita teladani yaitu daya juang ,pantang menyerah serta tekun dalam berusaha merupakan syarat keberhasilan dalam segala hal
Sumber :
Forum Klaster Tembaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar